Senin, 24 Januari 2011

Budi Daya Kelapa Kopyor

Engelbert Manaroinsong
BALAI PENELITIAN TANAMAN KELAPA DAN PALMA LAIN

Kelapa kopyor adalah aksesi kelapa spesifik yang mempunyai daging buah (endosperm) yang abnormal. Secara alami, dari satu tandan buah hanya terdapat 1-2 butir Kelapa kopyor, sedangkan buah kelapa lainnya adalah normal, artinya daging buahnya seperti kelapa Dalam biasa.
Saat ini, untuk perbanyakan kelapa kopyor petani melakukan dengan cara konvensional yaitu menggunakan buah kelapa normal yang berasal dari pohon yang menghasilkan kopyor. Namun dengan cara ini, buah kopyor yang dihasilkan per tandan tetap rendah seperti tetuanya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperbanyak kelapa kopyor adalah melalui teknik kultur in vitro atau dikenal dengan kultur embrio. Dengan teknik ini embrio normal dari buah kopyor digunakan sebagai eksplan dan ditumbuhkan pada media tumbuh buatan dalam tabung kultur di laboratorium.
Berdasarkan uraian di atas maka budidaya kelapa kopyor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Budidaya kelapa kopyor secara konvensional/alami.
2. Kultur in vitro embrio kelapa kopyor.
BUDIAYA KELAPA KOPYOR SECARA KONVENSIONAL/ALAMI
Budidaya kelapa kopyor secara konvensional/alami adalah perbanyakan kelapa dengan membibitkan buah kelapa normal yang diambil dari pohon kelapa yang menghasilkan buah kopyor. Tanaman kelapa yang dihasilkan dengan cara perbanyakan ini hanya menghasilkan buah kopyor seperti tetuanya yaitu 1-2 buah kopyor/tandan untuk tipe Dalam dan dapat mencapai 60% untuk tipe Genjah.
Tahapan – tahapan budidaya kelapa kopyor secara konvensional adalah sebagai berikut (Anonimous, 2006):
a. Pesemaian
Pesemaian dilakukan dengan tujuan untuk mengecambahkan benih kelapa kopyor dan melakukan seleksi kecambah sebelum dipindahkan ke pembibitan. Tempat pesemaian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tanah datar, dengan struktur remah dan subur sehingga mudah dilakukan pemindahan benih yang telah berkecambah.
2. Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang dideder pada bedeng pesemaian.
3. Tidak mudah tergenang air pada waktu musim hujan.
4. Diusahakan dekat jalan untuk mempermudah transportasi dan pengawasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar